ALL ENGLAND FINAL DI ESTADIO DO DRAGAO PORTO
Partai puncak Liga Champions 2020-2021 mempertemukan dua tim asal Inggris Manchester City vs Chelsea, seantero dunia tentu akan tertuju pada laga ini, terkhusus publik Inggris. keberhasilan anak asuh Pep Guardiola dan Thomas Tuchel menembus babak final bukanlah hal yang mudah, di Semifinal Mahrez dan kawan-kawan harus melewati Finalis musim lalu, ya Paris Saint Germany yang saat ini di komandoi Pocchetino. Sementara Timo Werner harus melewati hadangan pemegang trofi terbanyak Liga Champions yaitu Real Madrid. Baik City maupun Chelsea sama-sama meraih kemenangan di Semifinal Leg ke-2 dengan skor yang sama 2-0.
Manchester City tentu begitu amat bergembira menyambut partai puncak ini, sebab The Cityzen selalu kandas di babak 16 besar. Sang pelatih tentu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, mantan pelatih Bayern dan Barcelona ini bertekad meraih kemenangan dan mempersembahkan si Kuping Besar kepada publik kota Manchester. Tentu publik kota Manchester sudah lama mengidam-ngidamkan trofi Eropa yang sangat bergengsi ini, kedatangan Guardiola di Etihad Stadium benar-benar merubah status Manchester City jadi tim yang di segani dan terbukti Pep sudah mempersembahkan trofi 3 Premier League pada musim 2017/18, 2018/19, 2020/21, 1 Piala FA pada musim 2018/19, 4 Piala Liga Inggris pada musim 2017/18, 2018/19, 2019/20, 2020/21 dan 2 Community Shield pada musim 2018/19, 2019/20.
Di kubu The Blues, Thomas
Tuchel sebenarnya punya kesempatan untuk mempersembahkan trofi FA Cup
pertamanya buat public Stamford Bridge, namun Kante dan kawan-kawan kalah di
Final melawan Leicester, itu artinya para fans Chelsea hanya menunggu si kuping
besar saja di musim ini. Boleh dibilang pencapaian yang dilakukan Tuhcel sangat
membanggakan, mantan pelatih Dortmund ini benar-benar mampu menyulap permainan
Chelsea menjadi lebih terorganisir semenjak ditinggal Frank Lampard. 2 partai
final di musim pertama seorang pelatih tentu sangatlah special, terkhusus Liga
Champions, Thomas Tuchel mampu membawa 2 Club yang berbeda melaju ke partai
puncak, musim lalu membawa PSG dan musim ini membawa Chelsea.
Melihat statistik kedua
pelatih, boleh dikatakan Pep Guardiola unggul dari Thomas Tuchel, itu terlihat
dari Trofi yang sudah di persembahkan Pep semasa menukangi Barcelona, Bayern
dan Manchester City. Sementara Thomas Tuchel baru mempersembahkan 2 Liga Prancis (2019,2020) 1
Piala Prancis (2020) 1 Piala Liga Prancis (2020) 2 Piala Super Prancis (2018,
2019) semenjak menukangi Neymar dan kawan-kawan.
Namun Pep jangan terlalu
jumawa dengan trofinya, karena itu hanya masalah waktu dan kesempatan, semenjak
menukangi The Blues, Tuchel benar-benar berada diatas angin, mantan pelatih Ausburg ini sudah 2 kali
menaklukkan Pep, pertama di ajang Semifinal FA Cup dengan skor 1-0 dan yang
terakhir di ajang Premier League, Sergio Aguero tak berdaya di markas sendiri
dengan skor 1-2. Tentu dikalangan penikmat sepakbola 2 pertemuan terakhir bisa
jadi acuan untuk siapa yang akan unggul di Do Dragao nanti.
Namun Tuchel juga tak perlu berbangga diri, Head to Head bukan juga jadi acuan mutlak untuk bertaruh di bursa taruhan nanti, lalu bagaimana jika sebagian penikmat bola lainnya melihat dari pertandingan terakhir Premier League? Tentu orang-orang akan menjagokan Manchester City sebagai pemenang, betapa tidak, De Bruyne dan kawan-kawan menang telak 5-0 di Etihad Stadium sementara Chelsea, tak berdaya di markas Aston Villa. Membahas 2 sudut pandang yang berbeda tentu tidak akan ada habisnya, siapa saja bisa terpeleset setiap saat, diatas kertas boleh saja unggul namun diatas lapangan justru berbalik 180 derajat.
Pep Guardiola tentu tak
ingin kalah ketiga kalinya, belajar dari 2 kekalahan yang lalu tentu akan
menguatkan semangat pelatih berkepala plontos ini. Pep menyadari bahwa 2
strategi yang ia terapkan kala melawan Chelsea benar-benar tak ampuh, 2
strategi 2 kekalahan. Pep bisa saja tidak tidur untuk memikirkan strategi apa
yang diterapkan dan siapa saja yang diturunkan di starting line-up nanti. Pria
berkebangsaaan Spanyol ini jelas-jelas mengatakan kepada BT Sport bahwa melawan Chelseanya Tuchel
tidak sama dengan eranya Lampard, Kata Guardiola, ditangan Tuchel Chelsea punya
2 gelandang jangkar yang bergerak beriringan dan jaraknya pun sangat dekat,
pertahanan yang dikomandoi Tiago Silva juga sangat rapat, di posisi penyerang
dan dua lini serang juga sangat-sangat dekat.
Thomas Tuchel bisa saja
begitu pede menyambut laga akbar ini, pelatih kebangsaan Germany ini tentu tak
ingin gagal lagi, namun ada satu hal yang harus dipertimbangkan Tuchel, ya,
Tangan dingin Pep Guardiola ketika berada di Final, terbukti Pep sudah 2 kali berhasil
maju dan itu terjadi pada saat menukangi Messi dan kawan-kawan, dan dua-duanya
berhasil keluar menjadi juara. Nah musim ini Pep mengantarkan Manchester City,
dan harapan besar Pep selama menukangi Sterling ialah mempersembahkan trofi
yang belum pernah dirasakan Club yang bermarkas di Etihad Stadium ini.
Chelsea boleh diatas
angin, The Blues sudah 2 kali masuk Final, club yang bermarkas di Stamford
Bridge ini berhasil juara di Final keduanya setelah mengalahkan Bayern Munich
lewat adu penalti. Sementara City, ini adalah partai pertama mereka di Liga
Champions, betapa dag-dig-dugnya para pemain City dan lawan yang di hadapi
ialah Chelsea. Namun anak asuh Guardiola tentu sangat antusias menyambut laga
ini. Adu panggung antara 2 pemain muda kedua tim juga menarik untuk dinantikan,
di City ada Foden dan di Chelsea ada Mount.
Akankah Chelsea membawa
di Kuping Besar ke London atau Manhcester City yang akan membawanya ke kota
Manchester?
Prediksi :
Manchster City vs Chelsea
(1-2) (2-1) (2-2)
0 komentar: