Tulisan Tentang Pantai dan Perjalanan
Langit
tampak cerah waktu itu, tapi deburan ombak pun seakan tau, bahwa dia percaya
langit tak selalu biru, namun ku akan ada disisimu, sahabatku kau teman
hidupku. Begitulah ombak berbisik pada terumbu karang.
Perasaan bahagia tentu akan
dirasakan semua orang ketika kembali ke pantai terkhusus di era pandemi seperti
ini, pantai memang jadi tujuan kebanyakan orang namun banyak diantara kita
masih saja tidak peduli dengan kebersihan pantai. Bagaimana pun dan di pantai
mana pun sudah selayaknya kita untuk tidak membuang sampah sembarangan, sebagai
manusia yang beriman tentu sudah selayaknya kita untuk saling menjaga agar
kebersihan Pantai tetap terjaga dan kita atau pun orang-orang yang berkunjung kesana
akan merasa nyaman.
Hempasan ombak yang biasa kita
dengarkan mungkin jadi sebuah kerinduan yang akan kita rindukan ketika nantinya
kembali kerumah, terlebih jika momen itu kita abadikan dalam sebuah video.
Tidak perlu ada perintah dari siapapun untuk setiap kata peduli, baik rumah,
sekolah, asrama, dan kantor sudah selayaknya kita untuk tetap menjaga
kebersihan. Dan ini adalah Pantai, ciptaan Tuhan yang begitu indah, mengapa
kita tidak ingin menjaganya dari tangan-tangan orang yang tidak bertanggung
jawab?
Siapapun akan merasa rindu kepada
sesuatu hal yang telah lama tidak disentuhnya, sudah lama tidak ditemuinya, dan
sudah lama pula tidak di datanginya.
Percaya saja, akan selalu ada rindu yang kau simpan ketika datang ke pantai,
percaya saja, akan selalu ada pula rindu yang harus kau lupakan ketika kau
membayangkan sosok perempuan idamanmu.
Tentu sebagian orang akan berkata
“untuk
apa datang ke pantai yang sama hingga berulang kali?”
“bukankah
membosankan?”
“Lalu
untuk apa jatuh cinta pada orang yang sama jika kau tetap tak di gubris dan
dipatahkan?”
Karena
ada hal yang berbeda ketika dirasakan ketika datang ke tempat yang sama
meskipun itu dalam waktu dan jarak yang dekat, itulah sebuah rindu dan
kebersamaan.
Ada yang datang bersama keluarga,
sahabat, teman kantor, teman sekolah, bahkan dengan pacar, namun hari dan jam
tidak selalu sama dan dengan orang berbeda sudah tentu punya rasa yang berbeda
pula ketika kau datang ke tempat yang sama.
Problem sebenarnya bukan melulu pada
tempat atau tujuan yang sama, namun ada sebuah momen yang berbeda ketika
datang kesana, meskipun dengan orang yang sama atau pun dengan orang yang berbeda.
Perkara mendatangi tempat yang sama
hingga berulang kali dengan orang yang sama atau pun orang yang berbeda bukanlah
menjadi sebuah masalah, yang jadi masalah itu ialah, ketika dalam perjalanan
kita melupakan banyak hal, kita terlalu terbuai dalam kebersamaan, kita terlalu
nyaman dalam perjalanan, apa bedanya dengan kebiasaan kita sehari-hari, seperti
tidur, bangun, makan/sarapan pagi, berangkat sekolah, berangkat kerja, lalu
makan siang, pulang kerja/pulang sekolah, mandi, makan malam, lalu tidur lagi?
Artinya ialah bahwa sejauh apapun
perjalanan, seberapa sering kau datangi suatu tempat dengan orang-orang
specialmu, ada hal yang begitu sangat penting dari pada itu, yaitu selalu ingat
waktu, selalu ingat kewajiban, sebab semuanya akan sia-sia, karena hidup bukan
punya kita, kita Cuma numpang d buminya Allah, dan sudah selayaknya kita untuk
selalu bersyukur dan bersyukur, karena tidak selamanya kita sehat, begitu pula
dengan orang lain, tidak semuanya bisa berpergian, ada yang terhambat karena
tidak adanya kendaraan, ada yang terhambat karena tidak adanya uang dan yang
lebih sakitnya ialah ada yang tidak bisa berpergian karena sedang terbaring
sakit di rumahnya.
“Silahkan berpergian kemanapun dan
sejauh apapun, tapi ingat waktu dan kewajiban”.
Terimakasih sudah membaca tulisan
receh ini.
Dari saudaramu Aldi Kurniawan
Panggabean.
0 komentar: