Tulisan Tentang Pantai dan Perjalanan

06.06 Offical Aldi K Pgbn 0 Comments



Langit tampak cerah waktu itu, tapi deburan ombak pun seakan tau, bahwa dia percaya langit tak selalu biru, namun ku akan ada disisimu, sahabatku kau teman hidupku. Begitulah ombak berbisik pada terumbu karang.

            Perasaan bahagia tentu akan dirasakan semua orang ketika kembali ke pantai terkhusus di era pandemi seperti ini, pantai memang jadi tujuan kebanyakan orang namun banyak diantara kita masih saja tidak peduli dengan kebersihan pantai. Bagaimana pun dan di pantai mana pun sudah selayaknya kita untuk tidak membuang sampah sembarangan, sebagai manusia yang beriman tentu sudah selayaknya kita untuk saling menjaga agar kebersihan Pantai tetap terjaga dan kita atau pun orang-orang yang berkunjung kesana akan merasa nyaman.

            Hempasan ombak yang biasa kita dengarkan mungkin jadi sebuah kerinduan yang akan kita rindukan ketika nantinya kembali kerumah, terlebih jika momen itu kita abadikan dalam sebuah video. Tidak perlu ada perintah dari siapapun untuk setiap kata peduli, baik rumah, sekolah, asrama, dan kantor sudah selayaknya kita untuk tetap menjaga kebersihan. Dan ini adalah Pantai, ciptaan Tuhan yang begitu indah, mengapa kita tidak ingin menjaganya dari tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab?

            Siapapun akan merasa rindu kepada sesuatu hal yang telah lama tidak disentuhnya, sudah lama tidak ditemuinya, dan sudah lama  pula tidak di datanginya. Percaya saja, akan selalu ada rindu yang kau simpan ketika datang ke pantai, percaya saja, akan selalu ada pula rindu yang harus kau lupakan ketika kau membayangkan sosok perempuan idamanmu.

            Tentu sebagian orang akan berkata

“untuk apa datang ke pantai yang sama hingga berulang kali?”

“bukankah membosankan?”

“Lalu untuk apa jatuh cinta pada orang yang sama jika kau tetap tak di gubris dan dipatahkan?”

Karena ada hal yang berbeda ketika dirasakan ketika datang ke tempat yang sama meskipun itu dalam waktu dan jarak yang dekat, itulah sebuah rindu dan kebersamaan.

            Ada yang datang bersama keluarga, sahabat, teman kantor, teman sekolah, bahkan dengan pacar, namun hari dan jam tidak selalu sama dan dengan orang berbeda sudah tentu punya rasa yang berbeda pula ketika kau datang ke tempat yang sama.

            Problem sebenarnya bukan melulu pada tempat atau tujuan yang sama, namun ada sebuah momen yang berbeda ketika datang kesana, meskipun dengan orang yang sama atau pun dengan orang yang berbeda.

            Perkara mendatangi tempat yang sama hingga berulang kali dengan orang yang sama atau pun orang yang berbeda bukanlah menjadi sebuah masalah, yang jadi masalah itu ialah, ketika dalam perjalanan kita melupakan banyak hal, kita terlalu terbuai dalam kebersamaan, kita terlalu nyaman dalam perjalanan, apa bedanya dengan kebiasaan kita sehari-hari, seperti tidur, bangun, makan/sarapan pagi, berangkat sekolah, berangkat kerja, lalu makan siang, pulang kerja/pulang sekolah, mandi, makan malam, lalu tidur lagi?

            Artinya ialah bahwa sejauh apapun perjalanan, seberapa sering kau datangi suatu tempat dengan orang-orang specialmu, ada hal yang begitu sangat penting dari pada itu, yaitu selalu ingat waktu, selalu ingat kewajiban, sebab semuanya akan sia-sia, karena hidup bukan punya kita, kita Cuma numpang d buminya Allah, dan sudah selayaknya kita untuk selalu bersyukur dan bersyukur, karena tidak selamanya kita sehat, begitu pula dengan orang lain, tidak semuanya bisa berpergian, ada yang terhambat karena tidak adanya kendaraan, ada yang terhambat karena tidak adanya uang dan yang lebih sakitnya ialah ada yang tidak bisa berpergian karena sedang terbaring sakit di rumahnya.

            “Silahkan berpergian kemanapun dan sejauh apapun, tapi ingat waktu dan kewajiban”.

            Terimakasih sudah membaca tulisan receh ini.

            Dari saudaramu Aldi Kurniawan Panggabean.


You Might Also Like

0 komentar: