Tulisan Tentang Kantor

03.43 Offical Aldi K Pgbn 1 Comments


Pernah mendengar pernyataan dari seseorang atau membaca sebuah artikel “Bahwa Kantor adalah rumah kedua bagi setiap karyawannya”. Lalu bagaimana jika ada seseorang yang berkata “Bahwa Kantor adalah hanya tempat sementara saja”

Ya, kedua pernyataan diatas tentu dirasakan oleh sebagian orang, khususnya yang kerja kantoran atau kerja disuatu instansi yang mempunyai “Kantor”. Dari kedua peryataan diatas kita sudah mengerti bagaimana dua pernyataan dirasakan oleh dua orang yang berbeda, tentu hal ini bisa saja kita maklumi sebab, kita tidak bisa menjamin bahwa setiap manusia merasa bahwa kantor adalah rumah keduanya, begitu juga dengan kantor hanya tempat sementara saja. Oleh karena itu kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa kata “Rumah kedua” dan “tempat sementara” adalah 2 kalimat yang berbeda baik secara tulisan maupun makna.

            Layakkah kantor dikatakan rumah kedua atau tempat sementara?
Tentu saya akan berkata “Ya”
            Mengapa?

            Karena kantor adalah sebuah tempat/ruangan yang digunakan seseorang/kelompok untuk saling berkumpul/berdiskusi/bertukaran fikiran yang memiliki desain/warna dan punya aura magic yang dapat merubah seseorang/kelompok menjadi lebih kreatid dan produktif.
Definisi kantor yang dimaksud ialah yang memiliki IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) baik berupa bentuk bangunan dan kelayakan untuk ditempati. Kebanyakan orang atau hampir seluruh manusia mendambakan sebuah kantor yang Keren, dalam  dua artian yaitu memiliki warna dan model/bentuk yang bisa mewakili perasaan.

            Lalu apakah dengan memiliki sebuah kantor yang keren seseorang bisa menjadi lebih kreatif dan produktif?
            Tentu saja….!!
            Karena didalam kantor yang keren terdapat orang-orang yang keren pula.

            Suatu hari ada sebuah kisah tentang seorang laki-laki yang begitu amat mencintai kantornya, bahkan laki-laki itu pun sampai tak percaya ketika harus meninggalkan kantor kebanggaannya. Dia bersedih, patah hati, galau, namun apa hendak dikata semua demi kepentingan bangsa dan negara. Sudah hampir 5 tahun dia menghabiskan waktunya disana, entah itu untuk bekerja atau hanya sekedar bercengkrama dengan teman-teman satu kantornya, tempatnya tidak sekeren kantor Tokopedia ataupun Bukalapak, tidak semewah kantor Google ataupun Facebook, desainnya juga tidak begitu Wow dan tidak boleh dikatakan jelek juga, bisa dikatan sesederhana mungkin tapi dapat menampung 10 orang atau lebih dan yang paling penting ialah bisa dijadikan untuk tempat bekerja dan nyaman. 

            Tetapi sekarang kantor tersebut tinggal kenangan, tinggal cerita yang hanya bisa kutulis dengan baik dalam sebuah tulisan ini, mau marah tidak ada gunanya, mau memohon entah bagaimana caranya, bagiku yang terpenting sekarang ialah menjalani hari-hari dengan sebaik mungkin, sebersyukur mungkin dengan suasana kantor yang sekarang yang penuh sesak dengan barang-barang yang hanya bisa membisu. Bayangkan saja jika meja, kursi, komputer ini bisa berkata mungkin merekalah benda yang pertama akan memberontak karena dipindahkan di dalam sebuah ruangan yang penuh tumpukan, penuh dengan karakter yang berbeda-beda.

            Kebayang bukan bagaimana rasanya jadi orang yang lagi sayang-sayangnya tiba-tiba ditinggal?
            Begitulah perasaanku saat ini, sedang nyaman-nyamannya tetapi harus disuruh pergi dari tempat yang nyaman itu. Kalau saja aku bisa mengadu sama ayah dan ibuku tentu mereka akan merasakan hal yang sama denganku.
            Kalau saja aku bisa mengadu pada Rabku aku akan katakan “Ya Rab, jika memang kantor itu tidak lagi milik kami maka berikan kami kantor yang lebih baik dari itu”
            Rasanya ingin kuadukan semua keluh kesah ini pada ombak yang terhampas di pantai sana.
Kecewa ia, sebab tidak ada solusi dari perpindahan ini semua. Sebab tahun depan bakalan pindah lagi, artinya jiwa dan raga ini akan pindah lagi, bisikan, kursi, meja dan segala aura yang ada akan saling bertabrakan karena merasa tidak ada kejelasan

            Di dunia komputer khususnya Pemrograman kita dilarang untuk melakukan perintah berulang-ulang, mengapa?
Sebab akan memakan banyak waktu, kapasistas file jadi besar, dll sebagainya
Dan yang paling penting ialah struktur syntaxnya menjadi tidak efisien.
Itulah mengapa kita disuruh memasukkan perintah yang nantinya akan diulang-ulang dimasukkan kedalan sebuah fungsi, agar nantinya kita akan memanggil nama fungsinya saja.

Terlalu larut dalam kesedihan juga tidak baik, yang paling sekarang ialah mari sama-sama kita Berdoa kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa agar segala apa yang kita kerjakan mendapat balasan yang baik dari Allah SWT, dan kita dijadikan menjadi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Terimakasih sudah membaca tulisan ini!
Pandan, 2 Agustus 2019



Aldi Kurniawan Panggabean, A.Md.Kom

You Might Also Like

1 komentar:

  1. oke ini mungkin sangat pedas tapi harus bisa diterima!
    sebelumnya sudah pernah baca buku? atau artikel yang ditulis oleh penulis terkenal? kalau belum baca dulu baru menulis.

    dari tulisan ini pembaca di buat bingung dan sedikit ilfill karena ini sebenarnya tulisan tentang apa? dan kesimpulannya apa? esensi yang dibangung apa? premis yang dibangun absurd dan tidak nyambung? penjelasan yang memunculkan kontra diksi? kalau di bilang bisa alay juga sih
    penempatan tata letak paragraph juga berantakan
    kantor dan programming? WTF
    kantor yang keren orang jadi kreatif juga? bukan kantornya bambang tapi orangnya emang harus bisa kreatif dalam keadaan sesederhana mungkin. banyak penulis atau musisi yang melahirkan karya di penjara bukan dikantor, bukalapak awal kantornya di garasi kecil tapi orangnya kreatif jadi kantor yang bagus tidak menjamin orang yang kreatif!

    semua demi kepentingan bangsa dan negara? anda presiden atau berada di ring 1 pemerintahan gitu ?

    BalasHapus